Judul : Robohnya Surau Kami
Pengarang : A.A. Navis
SINOPSIS Cerpen Robohnya Surau Kami
Di sebuah desa, hidup seorang kakek tua yang tinggal
di surau desa. Sudah bertahun-tahun dia tinggal di surau itu sebagai penjaga
surau. Karena hidup sebatang kara, dia harus menggantungkan hidupnya dari upah
mengasah pisau.Biasanya masyarakat yang meminta bantuannya mengasah pisau akan
memberinya sambal, rokok, ataupun sedikit uang. Tidak sedikit juga yang hanya
memberinya ucapan terima kasih dan segaris senyuman. Enam bulan sekali dia
mendapatkan ikan hasil pemunggahan dari kolam ikan mas yang ada di depan surau,
selain itu setahun sekali ia mendapatkan fitrah Id dari orang-orang yang
tinggal disekitarnya.
Dia memiliki keyakinan bahwa materi bukanlah
segala-galanya dan dia berpikir lebih baik ia memikirkan kehidupan nanti di
akhirat dari pada kehidupan sekarang di dunia. Kakek tersebut taat beribadah
sampai-sampai melupakan semua kebutuhan duniawinya. Suatu hari Ajo Sidi menemui Kakek di surau. Ajo
Sidi dikenal sebagai seorang pembual desa yang sering menceritakan kisah-kisah
yang pelaku-pelaku dalam kisah tersebut adalah orang-orang yang menurutnya
mempunyai kesamaan perilaku dengan tokoh yang ada di dalam kisah karangannya.
Biasanya Ajo Sidi akan menceritakan kisah yang sifatnya menghina orang yang
sedang ia ajak bicara.
Namun kelebihan yang dia miliki adalah, dia
merupakan orang yang suka bekerja keras karena hampir sepanjang waktunya dia
habiskan untuk bekerja. Ajo Sidi menceritakan kisah tentang Haji Saleh, seorang
alim yang seumur hidupnya dia habiskan untuk ibadah namun di akhirat Haji Saleh
tetap saja masuk ke neraka. Dalam cerita karangan Ajo Sidi, Tuhan marah kepada
Haji Saleh karena dia terlalu egois sehingga mengabaikan kebutuhan keluarganya
di dunia karena terlalu sibuk mengejar kehidupan indah di surga nantinya. Kakek
merasa marah dan tersinggung karena cerita Ajo Sidi, tidak hanya itu, Kakek
juga jadi pendiam dan kelihatan murung setelah pertemuannya dengan Ajo Sidi.Di
Surau yang merupakan tempat tinggalnya itu
Kakek hanya duduk dan termenung memikirkan cerita
yang beberapa hari lalu didengarnya itu. Entah bagaimana Kakek merasa bersalah
dan sangat berdosa, hingga pada suatu hari Kakek ditemukan telah mati bunuh
diri di surau. Dia menggorok lehernya menggunakan pisau yang sebelumnya dia
tujukan untuk menggorok leher Ajo Sidi demi melampiaskan kemarahannya. Ketika
Ajo Sidi dicari untuk dimintai pertanggung jawabannya, Ajo Sidi malah tidak ada
di rumahnya karena dia sedang pergi bekerja seperti biasanya. Dia hanya
menitipkan pesan pada istrinya untuk membelikan tujuh lapis kain kafan untuk
Kakek.
UNSUR INTRINSIK :
• Tema :Tema cerpen ini adalah seorang kepala
keluarga yang lalai menghidupi keluarganya.
• Amanat :
1) jangan cepat marah kalau diejek orang,
2) jangan cepat bangga
kalau berbuat baik,
3) jangan terpesona
oleh gelar dan nama besar,
4) jangan
menyia-nyiakan yang kamu miliki, dan
5) jangan egois.
• Latar
-Latar Tempat
kota, dekat pasar, di
surau, dan sebagainya
-Latar Waktu
Beberapa tahun yang
lalu.
• Alur (plot)
Alur cerpen ini adalah alur mundur karena ceritanya mengisahkan
peristiwa yang telah berlalu yaitu sebab-sebab kematian kakek Garin.
• Penokohan
Tokoh-tokoh penting dalam cerpen ini ada empat orang, yaitu
tokoh Aku, Ajo Sidi, Kakek, dan Haji Soleh
(a) Tokoh Aku berwatak selalu ingin tahu urusan orang lain.
(b) Ajo Sidi adalah orang yang suka membual
(c) Kakek adalah orang
yang egois dan lalai, mudah dipengaruhi dan mempercayai orang lain.
(d) Haji Soleh yaitu
orang yang telah mementingkan diri sendiri.
• Sudut Pandang
Di dalam cerpen ini pengarang memposisikan dirinya dalam cerita
ini sebagi tokoh utama atau akuan sertaan sebab secara langsung pengarang
terlibat di dalam cerita dan ini terasa pada bagian awal cerita. Selain
itu pengarang pun berperan sebagai tokoh bawahan ketika si kakek bercerita
tentang Haji Soleh di depan tokoh aku.
• Gaya bahasa
Di dalam cerpen ini pengarang benar-benar memanfaatkan
kata-kata. Gaya bahasanya sulit di pahami, gaya bahasanya menarik dan pemilihan
katanya pun dapat memperkaya kosa kata siswa dalam hal bidang keagaman.
UNSUR EKSTRINSIK :
· Nilai sosial
Kita harus saling
membantu jika orang lain dalam kesusahan seperti dalam cerpen tersebut karena
pada hakekatnya kita adalah makhluk sosial.
· Nilai Moral :
Kita sebagai sesama
manusia hendaknya jangan saling mengejek atau menghina orang lain tetapi harus
saling menghormati.
· Nilai Agama :
Kita harus selau
malakukan kehendak Allah dan jangan melakukan hal yang dilarang oleh-Nya
seperti bunuh diri, mencemooh dan berbohong.
· Nilai Pendidkan :
Kita tidak boleh putus
asa dalam menghadapi kesulitan tetapi harus selalu berusaha dengan sekuat
tenaga dan selalu berdoa.
· Nilai Adat :
Kita harus menjalankan
segala perintah Tuhan dan memegang teguh nilai- nilai dalam masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar